Mungkin banyak orang yang berpikiran bahwa hidup di luar negeri selalu
enak. Banyak orang berpikiran bahwa kota-kota di negara-negara maju lebih
modern, bersih, tertata rapi dengan transportasi modern yang bersih, nyaman,
dan aman. Memang jika ke luar negeri sebagai turis yang hanya singgah sebentar
saja ke negara-negara tertentu yang lebih maju dibandingkan dengan Indonesia,
gambaran tersebut memang terlihat betul. Akan tetapi bila kita hidup di luar
negeri untuk bekerja atau melanjutkan pendidikan, gambaran tersebut tidak
sepenuhnya benar.
Saya pernah memiliki pengalaman hidup di Belanda selama 6 bulan untuk mengerjakan
penelitian Magister saya di University of Groningen. Pada awalnya, saya
memilikipemikiran yang sama dengan orang-orang lainnya. Apalagi saat saya akan
sampai di Belanda, musim di sana adalah musim dingin dan saat musim dingin,
biasanya terdapat hujan salju. Ketika saya sampai di Bandara Amsterdam, suhu di
darat pada waktu itu -2° C menurut penunjuk suhu di bandara. Tepat ketika saya
mendarat di bandara, saya waktu itu belum terlalu merasakan efek dingin akibat
cuaca musim dingin. Setelah beberapa hari tinggal di Groningen, saya lambat
laun mulai merasakan efek dari cuaca musim dingin tersebut. Saya merasa agak
depresi karena lama tidak melihat matahari. Saya mengalami semacam shock karena ternyata musim dingin tidak
seindah yang dibayangkan sebelumnya.
Selain itu, saya juga sempat mengalami gegar
budaya saat berinteraksi dengan orang-orang di Belanda karena sifat dan
karakter mereka yang berbeda dengan watak orang Indonesia pada umumnya. Saya
juga memiliki kesulitan saat berkomunikasi dengan keluarga di Indonesia karena
perbedaan zona waktu yang sangat signifikan. Berdasarkan pengalaman saya,
ternyata ada banyak hal yang sangat berbeda bila dibandingkan dengan situasi di
Indonesia.
Bagaimana cara membuat hidup di luar negeri
terasa “enak”? Pertama yang kita lakukan adalah persiapkan diri kita
masing-masing untuk menghadapi semua kemungkinan yang akan kita hadapi saat
telah sampai di sana. Hal-hal tersebut bias berupa budaya yang akan dihadapi,
kondisi lingkungan, cuaca dan sebagainya. Persiapan dapat dilakukan dengan
membuat riset kecil-kecilan mengenai negara yang akan kita tuju. Sebaiknya
luangkan beberapa waktu lebih cepat untuk berangkat ke negara tujuan untuk
melakukan adaptasi terhadap lingkungan sebelum dimulai perkuliahan.
Setelah sampai di negara tersebut, kita harus
fokus dengan apa yang akan kita lakukan di negara tersebut. Kemudian kelola
perhatian dan pikiran kita sesuai dengan niat untuk apa kita tinggal di negara
tersebut. Kemudian yang terpenting adalah kita mau untuk berkomunikasi dengan orang-orang
yang memiliki pebedaan budaya dengan kita.