Program Pengayaan LPDP akhirnya sudah masuk ke
hari ke-5. Pada hari ini, menurut jadwal ada 2 sesi utama, yaitu sesi
Presentation Skill dari pagi hingga makan siang dan sesi Social Media dari
setelah makan siang hingga sore. Ini berarti tema hari ini mencakup penggunaan
multimedia untuk membantu mempermudah kehidupan.
Sesi pertama dibawakan oleh Tedy Sitepu. Beliau
adalah lulusan dari Sekolah Tinggi Administrasi Negara dan Universitas
Paramadina. Beliau menjelaskan bagaimana suatu presentasi dapat memiliki dampak
yang bersifat positif kepada presenter dan pendengarnya. Kuliah beliau dimulai
dari pendahuluan tentang apa itu presentasi. Secara umum, presentasi adalah
cara menyajikan sesuatu kepada orang lain. Presentasi tidak harus selalu
menampilkan slide hasil software powerpoint tetapi juga dalam
bentuk peragaan lain, seperti makanan, maupun pertunjukan seni.
Banyak hal yang harus diperhatikan di dalam
presentasi, khususnya presentasi akademik maupun professional. Presentasi harus
disiapkan dengan benar-benar matang. Kita dapat menganalogikan presentasi
sebagai gunung es. Pada gunung es, ada bagian gunung es yang terlihat dan ada
yang tidak terlihat. Bagian yang terlihat biasanya ukurannya lebih kecil
dibandingkan dengan bagian yang tidak terlihat. Pada analogi ini, waktu
presentasi dianggap sebagai bagian yang terlihat dan waktu persiapan presentasi
dianalogikan dengan bagian gunung es yang tidak terlihat. Hal ini menandakan
bahwa waktu persiapan presentasi jauh lebih besar dibandingkan dengan waktu
presentasi itu.
Banyak hal yang harus disiapkan di dalam
presentasi. Kita harus tahu apa yang akan kita presentasikan. Kita juga harus
melihat apa tujuan kita presentasi. Umumnya, cara membuat alur presentasi
adalah dengan cara membuat daftar apa saja yang akan dipresentasikan. Dimulai
dari tema presentasi, kemudian tujuan, siapa penonton atau pendengarnya, apa
bagian-bagian presentasi, bahan-bahan atau material apa yang dibutuhkan untuk
presentasi, hingga alokasi waktu untuk presentasi.
Untuk hal teknis, ternyata banyak juga yang
harus dipersiapkan. Bapak Tedy mengajarkan bagaimana membuat layout yang bagus, meletakkan dan
menyusun gambar yang tepat, memilih huruf untuk presentasi, menyusun grafik dan
lain-lain. Pemilihan desain yang salah, akan membuat presentasi menjadi tidak
menarik. Semoga dengan kuliah yang Bapak Tedy berikan, dapat membuat presentasi
kita lebih baik dan penonton ataupun pendengar dapat memahami dan mengerti
tentang presentasi tersebut.
Pada sesi selanjutnya pembicara adalah Bapak
Yunus Bani. Pembicara ini cukup lucu, karena selama pembicaraan sering membuat
lelucon-lelucon yang kadang-kadang membuat tertawa, kadang-kadang garing. Pada
sesi ini kami berdiskusi banyak tentang manfaat media social di kehidupan
sehari-hari.
Media social dan internet, dapat diibaratkan
sebagai pisau bermata dua, kadang-kadang bisa dipakai untuk kegiatan positif,
kadang-kadang bisa juga dipakai untuk kegiatan negatif. Tujuan media sosial,
sebenarnya adalah mengirimkan pengetahuan (delivering knowledge) kepada
masyarakat.
Media social adalah media yang dapat digunakan
untuk kegiatan sosial. Media yang dimaksud adalah media melalui dunia maya atau
internet. Banyak media sosial yang terdapat di dunia. Media social tersebut
antara lain Facebook, Twitter, Blog, Youtube, Myspace danl lain-lain.
Pada diskusi kali ini, media yang dibahas
adalah Facebook dan Twitter. Penggunaan Facebook di Indonesia sudah cukup umum
di kalangan masyarakat Indonesia.
Facebook merupakan media social yang dapat
digunakan sebagai media promosi diri. Di Facebook, kita bisa menaruh foto kita
sebagai foto profil yang dapat “menjual” penampilan kita. Selain itu, biodata
yang terdapat di facebook dapat kita lengkapi dengan data riwayat hidup kita
yang sebenarnya. Akan tetapi, Facebook juga sering “disalahgunakan” oleh
orang-orang yang tidak mengetahui cara pemakaiannya. Kita sering menemukan
pengguna Facebook dengan nama maupun biodata yang palsu. Apalagi ditambah
dengan status yang luar biasa menjengkelkan. Tentu hal tersebut sangat
menjengkelkan kita, sebenarnya solusinya sederhana, remove saja orang-orang itu.
Bagaimana supaya kita tidak “terjebak” seperti
orang-orang itu? Kita harus tahu etika
penggunaan Facebook. Apa etika-etika tersebut? Pertama, gunakan nama
asli di Facebook. Selanjutnya, jangan lakukan tagging foto sembarangan. Tag
foto hanya dilakukan jika ada teman yang memang berada di dalam foto tersebut.
Yang paling penting, jangan buat status yang tidak penting dan terlalu sering. Facebook
bukan diari pribadi. Tulislah status Facebook yang penting dan positif. Yang
penting juga, Facebook adalah untuk manusia, bukan robot, sehingga Facebook
harus dikelola dengan sebenar-benarnya.
Untuk Twitter, penggunaannya agak berbeda
dengan Facebook. Twitter hanya dibatasi oleh 140 kata. Dengan batasan ini, usahakan
tulis Twitter yang penuh makna. Jika kita ingin membagi sesuatu kepada pengikut
kita, maka sebaiknya kita lakukan kultwit. Dengan mengetahui dan memahami
penggunaan Facebook dan Twitter dengan baik, kita dapat memberikan personal branding yang positif pada diri
kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar